Saat saya lebih mudah dulu, beberapa kali saya mengingatkan anak muda yang MENGELUHKAN MASA SENDIRI YANG PANJANG – bahwa dia harus memperbaiki sikap yang tidak berkelas, yang hanya berfokus pada hura-hura dan kesenangan sementara, dan yang menjadikan daya tarik asli mereka pudar.
Ada beberapa orang yang menepis nasihat itu dengan angkuh, dan berkata “You’ll see?!”
Ya, saya akan ‘see’, melihat.
Dan saya melihat ada yang rencana pernihakannya ditunda selama 3 tahun oleh pihak laki-laki, karena permasalahan reputasi sang wanita.
Ada yang selalu tidak jadi menikah, karena keluarga pihak wanita ‘ketakutan’ mendengar sepak terjangnya semasa lajang.
Ada yang sampai melampaui ‘masa ideal’ menikah, dan terpaksa menikah dengan laki-laki yang jauh di bawah ‘standard-nya’ dulu tentang ketampanan dan kemapanan minimal yang bisa diterimanya.
Ada yang dulu selalu mencemooh laki-laki kere, sekarang (maaf) hidup miskin bersama laki-laki yang jarang pulang.
Ada yang belum menikah sampai sekarang.
Dan ada yang mencemooh nasihat kebaikan bagi wanita - di publik, dan tak berapa lama kemudian dia diceraikan oleh suaminya. Pasti bukan hanya karena itu, dan yang sangat pasti bukan karena saya, tapi memang sikap buruk secara bertahap membuat orang mampu berlaku tegas dan kejam kepada kita.
Hmm ... nasihat itu bukan untuk mengambil keuntungan dari yang menerima nasihat.
Penasihat itu sudah diganjar dengan kebaikan – saat dia menasihatkan. Tapi, yang menerima nasihat harus melaksanakannya, untuk mendapatkan kebaikan.
Nasihat-nasihat baik adalah tafsir dari firman Tuhan, sehingga menghina nasihat sebanding dengan menghina firman.
Perhatikanlah, apa ada orang yang suka menghina nasihat – yang hidupnya baik?
Orang yang mencela nasihat, hidupnya akan tercela.
Maka janganlah kita tumbuh dan menua sebagai anak yang seperti tidak pernah dinasihati oleh orang tua.
Mario Teguh – Loving you all as always
www.youtube.com/marioteguhtv
on love and life
via Mario Teguh's Facebook Wall http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10151979896979881&id=52472954880
Ada beberapa orang yang menepis nasihat itu dengan angkuh, dan berkata “You’ll see?!”
Ya, saya akan ‘see’, melihat.
Dan saya melihat ada yang rencana pernihakannya ditunda selama 3 tahun oleh pihak laki-laki, karena permasalahan reputasi sang wanita.
Ada yang selalu tidak jadi menikah, karena keluarga pihak wanita ‘ketakutan’ mendengar sepak terjangnya semasa lajang.
Ada yang sampai melampaui ‘masa ideal’ menikah, dan terpaksa menikah dengan laki-laki yang jauh di bawah ‘standard-nya’ dulu tentang ketampanan dan kemapanan minimal yang bisa diterimanya.
Ada yang dulu selalu mencemooh laki-laki kere, sekarang (maaf) hidup miskin bersama laki-laki yang jarang pulang.
Ada yang belum menikah sampai sekarang.
Dan ada yang mencemooh nasihat kebaikan bagi wanita - di publik, dan tak berapa lama kemudian dia diceraikan oleh suaminya. Pasti bukan hanya karena itu, dan yang sangat pasti bukan karena saya, tapi memang sikap buruk secara bertahap membuat orang mampu berlaku tegas dan kejam kepada kita.
Hmm ... nasihat itu bukan untuk mengambil keuntungan dari yang menerima nasihat.
Penasihat itu sudah diganjar dengan kebaikan – saat dia menasihatkan. Tapi, yang menerima nasihat harus melaksanakannya, untuk mendapatkan kebaikan.
Nasihat-nasihat baik adalah tafsir dari firman Tuhan, sehingga menghina nasihat sebanding dengan menghina firman.
Perhatikanlah, apa ada orang yang suka menghina nasihat – yang hidupnya baik?
Orang yang mencela nasihat, hidupnya akan tercela.
Maka janganlah kita tumbuh dan menua sebagai anak yang seperti tidak pernah dinasihati oleh orang tua.
Mario Teguh – Loving you all as always
www.youtube.com/marioteguhtv
on love and life
via Mario Teguh's Facebook Wall http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10151979896979881&id=52472954880
Tidak ada komentar:
Posting Komentar