adfly

Minggu, 11 Agustus 2013

Tahun 1994 saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai Vice President Marketing...

Tahun 1994 saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai Vice President Marketing & Organization Development di Bank.



Baru memasuki umur 38, dan baru restart karir dari Bankir ke Konsultan dan Pembicara Publik - tidak ada yang pasti dan tidak ada jaminan apa pun, tapi saya bersyukur bahwa Ibu Linna mendukung keputusan saya untuk mandiri.



Kami kos di garasi, dengan pendapatan seadanya dari bisnis yang baru kami mulai. Tapi, walau pun masih banyak kekurangan, saya mengharuskan diri mengajak Ibu Linna jalan-jalan - yang kami sebut sebagai ‘liburan pacaran’, setidaknya setiap tiga bulan sekali.



Saat berjalan-jalan di Kuta - Bali, saya melihat sebuah restoran Jepang yang pilarnya besar di bawah, lalu mengecil di atas. Cantik, anggun, dan kokoh kesannya.



Lalu dari hati yang penuh doa, saya katakan kepada Ibu Linna:



“Love, nanti kalau aku punya uang, aku bangunkan untuk Love rumah yang pilarnya besar di bawah dan mengecil ke atas.”



Dia bilang Aamiin, dan mungkin lupa dengan janji laki-laki yang sedang pas-pasan itu.



Tapi, itu janji dan doa yang saya jaga di dalam kesadaran saya sejak itu.



Tahun-tahun berlalu dengan cepat. Saya melayani ribuan perusahaan dan organisasi, jutaan publik melalui siaran di 15 radio yang disindikasikan secara nasional, sebelum saya melayani para sahabat saya via program-program televisi di Jakarta dan nasional.



Saya masih ingat janji pilar besar bawah itu.



Tapi saya tidak gunakan konsep itu untuk rumah yang saya bangunkan untuk Ibu Linna di Jakarta. Saya menyimpannya untuk rumah bagi Ibu Linna di atas gunung di Bandung.



Saat Ibu Linna menganjurkan saya untuk mulai memikirkan tempat istirahat bagi keluarga, saya meminta ijin Tuhan untuk memenuhi janji saya di Bali itu.



Dan dengan ijinNya, ada saja cara untuk akhirnya bagi kita semua sampai pada janji kita kepada istri.



Sekarang villa dengan pilar besar dan mengecil ke atas itu sudah berdiri, dan saya namai Villa Bangun Jiwo (VBJ), yang menjadi hadiah bagi kesetiaan Ibu Linna membantu membangun karir saya, dan untuk tempat keluarga dan sahabat-sahabat saya MKLL (Minum Kopi Lambat-Lambat) untuk bersama membangun keindahan jiwa, dalam persaudaraan dan persahabatan yang penuh hormat.



Itu VBJ, saya yang bangunkan, Ibu Linna yang memiliki.



Terima kasih Tuhan.



Semoga cerita pendek ini mengundang banyak sahabat pria untuk berani melakukan yang selama ini Anda takuti, atau yang enggan Anda lakukan karena menduga bahwa Anda tidak akan mampu.



Ingatlah, janji kepada wanita yang Anda cintai adalah doa yang sulit diabaikan oleh Tuhan.



Sesungguhnya, kita disebut berani karena melakukan justru hal-hal yang kita takuti.



Kalau Anda hanya mau melakukan yang Anda berani, apa bedanya Anda dengan penakut?



Yuk kita hidup lebih berani.



Kita beriman. Kita bersama Tuhan.



Yuk kita hidup lebih berani.



Mario Teguh – Loving you all as always



via Mario Teguh's Facebook Wall http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10151944577229881&id=52472954880

Tidak ada komentar:

Posting Komentar